image credit |
Di Indonesia terdapat berbagai bangunan yang bersejarah. Dari Sabang
sampai Merauke ratusan temat bersejarah turut mewarnai perjalanan bangsa
ini. Salah satu daerah yang juga memiliki beberapa tempat bersejarah
adaah Jambi. Untuk itu, berikut Kami sajikan delapan bangunan bersejarah
di Jambi yang bisa Anda jadikan rujukan destinasi wisata:
1. Makam Rajo-Rajo
Bagi anda yang penasaran seperti apa bangunan makam seorang Raja, anda
perlu berkunjung ke Makam Rajo-Rajo Jambi. Wilayah pemakaman kuno yang
dikeramatkan penduduk setempat ini merupakan sebuah tempat bersemayamnya
raja-raja yang pernah memimpin di Jambi. Makam ini berlokasi di
Kecamatan Telanaipura, 4 km dari pusat kota. Di tempat ini dimakamkan
isteri Sultan Thaha Syaifuddin, Raden Mattaher, dll.
2. Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Desa Muara Jambi,
Kabupaten Muara Jambi. Untuk mencapai akses ke candi ini Anda tidak
perlu khawatir, mengunjungi tempat ini bisa dengan menggunakan kendaraan
roda dua ataupun roda empat. Jarak lokasi ini dari pusat kota Jambi
adalah 26 km. Hal ini tentunya membuat area ini cukup strategis sebagai
salah satu tujuan wisata anda jika anda ingin sedikit merasakan nuansa
klasik di Candi Muaro ini. Di komplek ini juga terdapat kolam yang
disebut Kolam Telago Rajo, tempat penampungan air pada masa itu.
image credit |
Kerajaan Melayu yang pernah ada di Jambi masih menyisakan bebrapa
bangunan bersejarah, dan Kompleks Muaro Jambi sendiri merupakan salah
satu candi peninggalan sejarah Kerajaan Melayu tersebut. namun
sayangnya, karena bangunan yang dianggap tidak layak lagi, maka 6
bangunan candi yang berada di area ini telah direnovasi, seperti Candi
Tinggi, Candi Kembar, Candi Gumpung, Candi Gedong I, Candi Gedong II dan
Candi Astono.
3. Kota Tua Batang Hari
Pada masa penjajahan Belanda, dibangunlah sebuah kota yang bernuansa
Netherland di tanah Jambi. Bangunan ini menjadi saksi bisu tentang
masa-masa peralihan kekuasaan dari masa penjajahan ke masa kemerdekaan.
Sampai saat ini bangunan ini masih bisa dikunjungi, namun beberapa sudut
dan bagian bangunan telah direnovasi oleh pemerintah kota Jambi. Kota
Tua yang menjadi cikal bakal Kota Tembesi ini berada di Jalan Lintas
Sumatera Jalur Tengah (Jalinteng) Batang Hari Jambi.
4. Menara Air
Di daerah Putri Ayu, terdapat sebuah menara air yang sepintas terlihat
biasa, namun menara air ini merupakan menara tempat pengibaran bendera
merah putih ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945. Menara Air ini
dibangun pada masa penjajahan Belanda, bangunan setinggi 90 meter ini
kini dikelola oleh PDAM. Belanda sering memanfaatkan menara ini untuk
mengintai musuh yang hendak menyerang melalui sungai yang ada di
bawahnya.
5. Kelenteng Hok Tek
Kelenteng ini merupakan kelenteng bersejarah, terutama bagi pemeluk
agama Budha karena kelenteng ini merupakan kelenteng pertama yang ada di
Jambi. Kelenteng ini terletak di jalan Husni Tamrin, Kelurahan
Beringin, Kecamatan Pasar, kota Jambi. Kelenteng ini berdiri sekitar
tahun 1800. Karena beberapa alasan, kelenteng pun dipindahkan ke kawasan
Kampung Manggis Jl Kirana II RT 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan
Jelutung, Kota Jambi, sekitar tahun 1982.
Hal yang menarik dari kelenteng berukuran 8x6 meter ini adalah ketika
dulu akan dipugar, ternyata proses pemugaran tidak dilanjutkan. Hal
tersebut dikarenakan ketika akan mulai menghancurkan bangunan lama,
ditemukan bangunan candi yang berada di komplek kelenteng dan karena
alasan tersebut, bangunan kelenteng pun dialihfungsikan menjadi bangunan
museum.
6. Rumah Batu Pangeran Wirokusumo
Pangeran Wirokusumo, yang bernama asli Ali Idrus Al-Jufri dihadiahi oleh
Belanda sebuah rumah yang terbuat dari batu. Singkat cerita, konon
Raden Mattaher yang sedang bersembunyi dicari-cari oleh Belanda. Belanda
saat itu berusaha mencari dan bertanya kepada Pangeran Wirokusumo.
Karena mau memberitahu lokasi persembunyian Raden Mattaher, akhirnya
Belanda menghadiahi sebuah rumah dengan tiga gaya arsitek dengan
perpaduan Belanda, Melayu, dan Tionghoa.
7. Masjid Al-Falah
Masjid yang sangat terkenal dengan sebutan ‘masjid seribu tiang’ ini
dibangun pada tahun 1971 dan selesai pada tahun 1980, dengan
menghabiskan 9 tahun masa pembangunan. Masjid terbesar di kota Jambi ini
walau terkenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang, namun sebenarnya
tiang yang ada di dalam masjid ini hanyalah berjumlah 256 buah. Bentuk
masjid ini sederhana dengan tanpa adanya sekat dan dinding, yang ada
hanyalah tiang dan atap beserta kubanya.
Tanah tempat berdirinya Masjid Seribu Tiang merupakan saksi sejarah
perjuangan raja Thaha Saifuddin melawan Belanda. Pada tahun 1885, tanah
Kerajaan Jambi dulunya terikat janji penguasaan oleh Belanda, namun hal
ini ditentang oleh Thaha Saifuddin. Mendengar hal ini belanda memutuskan
akan menyerang kerajaan Jambi, namun alangkah kagetnya Belanda karena
belumsempat mereka menyerang, ternyata mereka terlebih dahulu diserang
oleh pasukan Thaha Saifuddin. Belanda pun melancarkan serangan balik dan
memporak-porandakan Kerajaan Jambi.
8. Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin
Istana ini terletak di Tanah Garo Muara Tabir Jambi. Sulta Thaha
Saifuddin merupakan raja terakhir dari kerajaan jambi yang juga
dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Ia meninggal dalam pertempuran
melawan Belanda dengan semangat gigih memperjuangkan tanah lahirnya.
Nama harum sultan Jambi ini juga tersohor sampai ke negeri Turki. Pada
tahun 1298 H Turki menghadiahi Sultan Thaha Saifuddin dengan medali
bersegi tujuh. Penghargaan juga datang dari dalam negeri dengan
didirikannya patung untuk mengenang Sultan Thaha Saifuddin di depan
kantor Gubernur Jambi.
Demikian merupakan beberapa tempat bersejarah yang tidak hanya menyimpan
keindahan dan nilai artistik, namun tempat-tempat itu juga banyak
menyimpan kisah-kisah inspiratif yang patut diteladani. Beberapa tempat
tersebut juga masih menyiratkan betapa semangat pendahulu dalam meraih
capaian dan kemerdekaan tak pernah padam sampai nyawa pun jadi
taruhannya. Demikian merupakan destinasi wisata berupa bangunan-bangunan
bersejarah yang patut anda kunjungi. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar