Search???!!

Minggu, 01 November 2015

Bangunan Bersejarah di Jambi


Berwisata memang merupakan kegiatan yang mengasyikan. Namun, alangkah lebih baiknya jika berwisata juga sekaligus bisa menambah wawasan Kita tentang berbagai hal yang tersimpan dalam tempat-tempat tertentu, dan juga dalam bangunan-bangunan tertentu. Nilai historis yang melekat pada suatu tempat masa lalu biasanya erat hubungannya dengan pencapaian dan keadaan yang saat ini, sehingga mengenang kembali kejadian masa lalu bisa membuat kita lebih menghargai nilai dengan meneladani hal positif yang sudah pernah dicontohkan oleh para pendahulu dengan beragam saksi bisu yang berupa peninggalan saat ini.
image credit
Di Indonesia terdapat berbagai bangunan yang bersejarah. Dari Sabang sampai Merauke ratusan temat bersejarah turut mewarnai perjalanan bangsa ini. Salah satu daerah yang juga memiliki beberapa tempat bersejarah adaah Jambi. Untuk itu, berikut Kami sajikan delapan bangunan bersejarah di Jambi yang bisa Anda jadikan rujukan destinasi wisata:
1. Makam Rajo-Rajo

Bagi anda yang penasaran seperti apa bangunan makam seorang Raja, anda perlu berkunjung ke Makam Rajo-Rajo Jambi. Wilayah pemakaman kuno yang dikeramatkan penduduk setempat ini merupakan sebuah tempat bersemayamnya raja-raja yang pernah memimpin di Jambi. Makam ini berlokasi di Kecamatan Telanaipura, 4 km dari pusat kota. Di tempat ini dimakamkan isteri Sultan Thaha Syaifuddin, Raden Mattaher, dll.
2. Candi Muaro Jambi

Candi Muaro Jambi ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Desa Muara Jambi, Kabupaten Muara Jambi. Untuk mencapai akses ke candi ini Anda tidak perlu khawatir, mengunjungi tempat ini bisa dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Jarak lokasi ini dari pusat kota Jambi adalah 26 km. Hal ini tentunya membuat area ini cukup strategis sebagai salah satu tujuan wisata anda jika anda ingin sedikit merasakan nuansa klasik di Candi Muaro ini. Di komplek ini juga terdapat kolam yang disebut Kolam Telago Rajo, tempat penampungan air pada masa itu.
image credit
Kerajaan Melayu yang pernah ada di Jambi masih menyisakan bebrapa bangunan bersejarah, dan Kompleks Muaro Jambi sendiri merupakan salah satu candi peninggalan sejarah Kerajaan Melayu tersebut. namun sayangnya, karena bangunan yang dianggap tidak layak lagi, maka 6 bangunan candi yang berada di area ini telah direnovasi, seperti Candi Tinggi, Candi Kembar, Candi Gumpung, Candi Gedong I, Candi Gedong II dan Candi Astono.
3. Kota Tua Batang Hari

Pada masa penjajahan Belanda, dibangunlah sebuah kota yang bernuansa Netherland di tanah Jambi. Bangunan ini menjadi saksi bisu tentang masa-masa peralihan kekuasaan dari masa penjajahan ke masa kemerdekaan. Sampai saat ini bangunan ini masih bisa dikunjungi, namun beberapa sudut dan bagian bangunan telah direnovasi oleh pemerintah kota Jambi. Kota Tua yang menjadi cikal bakal Kota Tembesi ini berada di Jalan Lintas Sumatera Jalur Tengah (Jalinteng) Batang Hari Jambi.
4. Menara Air

Di daerah Putri Ayu, terdapat sebuah menara air yang sepintas terlihat biasa, namun menara air ini merupakan menara tempat pengibaran bendera merah putih ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945. Menara Air ini dibangun pada masa penjajahan Belanda, bangunan setinggi 90 meter ini kini dikelola oleh PDAM. Belanda sering memanfaatkan menara ini untuk mengintai musuh yang hendak menyerang melalui sungai yang ada di bawahnya.
5. Kelenteng Hok Tek

Kelenteng ini merupakan kelenteng bersejarah, terutama bagi pemeluk agama Budha karena kelenteng ini merupakan kelenteng pertama yang ada di Jambi. Kelenteng ini terletak di jalan Husni Tamrin, Kelurahan Beringin, Kecamatan Pasar, kota Jambi. Kelenteng ini berdiri sekitar tahun 1800. Karena beberapa alasan, kelenteng pun dipindahkan ke kawasan Kampung Manggis Jl Kirana II RT 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, sekitar tahun 1982.
Hal yang menarik dari kelenteng berukuran 8x6 meter ini adalah ketika dulu akan dipugar, ternyata proses pemugaran tidak dilanjutkan. Hal tersebut dikarenakan ketika akan mulai menghancurkan bangunan lama, ditemukan bangunan candi yang berada di komplek kelenteng dan karena alasan tersebut, bangunan kelenteng pun dialihfungsikan menjadi bangunan museum.
6. Rumah Batu Pangeran Wirokusumo

Pangeran Wirokusumo, yang bernama asli Ali Idrus Al-Jufri dihadiahi oleh Belanda sebuah rumah yang terbuat dari batu. Singkat cerita, konon Raden Mattaher yang sedang bersembunyi dicari-cari oleh Belanda. Belanda saat itu berusaha mencari dan bertanya kepada Pangeran Wirokusumo. Karena mau memberitahu lokasi persembunyian Raden Mattaher, akhirnya Belanda menghadiahi sebuah rumah dengan tiga gaya arsitek dengan perpaduan Belanda, Melayu, dan Tionghoa.
7. Masjid Al-Falah

Masjid yang sangat terkenal dengan sebutan ‘masjid seribu tiang’ ini dibangun pada tahun 1971 dan selesai pada tahun 1980, dengan menghabiskan 9 tahun masa pembangunan. Masjid terbesar di kota Jambi ini walau terkenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang, namun sebenarnya tiang yang ada di dalam masjid ini hanyalah berjumlah 256 buah. Bentuk masjid ini sederhana dengan tanpa adanya sekat dan dinding, yang ada hanyalah tiang dan atap beserta kubanya.
Tanah tempat berdirinya Masjid Seribu Tiang merupakan saksi sejarah perjuangan raja Thaha Saifuddin melawan Belanda. Pada tahun 1885, tanah Kerajaan Jambi dulunya terikat janji penguasaan oleh Belanda, namun hal ini ditentang oleh Thaha Saifuddin. Mendengar hal ini belanda memutuskan akan menyerang kerajaan Jambi, namun alangkah kagetnya Belanda karena belumsempat mereka menyerang, ternyata mereka terlebih dahulu diserang oleh pasukan Thaha Saifuddin. Belanda pun melancarkan serangan balik dan memporak-porandakan Kerajaan Jambi.
8. Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin

Istana ini terletak di Tanah Garo Muara Tabir Jambi. Sulta Thaha Saifuddin merupakan raja terakhir dari kerajaan jambi yang juga dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Ia meninggal dalam pertempuran melawan Belanda dengan semangat gigih memperjuangkan tanah lahirnya. Nama harum sultan Jambi ini juga tersohor sampai ke negeri Turki. Pada tahun 1298 H Turki menghadiahi Sultan Thaha Saifuddin dengan medali bersegi tujuh. Penghargaan juga datang dari dalam negeri dengan didirikannya patung untuk mengenang Sultan Thaha Saifuddin di depan kantor Gubernur Jambi.
Demikian merupakan beberapa tempat bersejarah yang tidak hanya menyimpan keindahan dan nilai artistik, namun tempat-tempat itu juga banyak menyimpan kisah-kisah inspiratif yang patut diteladani. Beberapa tempat tersebut juga masih menyiratkan betapa semangat pendahulu dalam meraih capaian dan kemerdekaan tak pernah padam sampai nyawa pun jadi taruhannya. Demikian merupakan destinasi wisata berupa bangunan-bangunan bersejarah yang patut anda kunjungi. Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar