image credit |
Menjadi Negara dengan banyak sejarah yang beragam dan mendunia,
Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa telah berhasil melewati zaman
es karena matahari yang member kehidupan tidak dapat dirasakan oleh
belahan bumi kutub. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia yang dulu
disebut Nusantara ini menjadi satu di antara sedikit wilayah yang dapat
dihuni oleh manusia pada Zaman Es.
Dengan usianya yang panjang, Nusantara Indonesia memiliki beragam tempat
dengan berbagai macam peninggalan masa lalu. Pada abad ke- 21 saat ini,
beberapa peninggalan yang menjadi warisan silam masih dapat disaksikan
secara langsung di berbagai sudut di Negara ini. Salah satu daerah yang
di sana tegak berdiri bangunan peninggalan masa silam adalah Bangka
Belitung. Untuk itu, berikut kami sajikan 8 bangunan bersejarah yang
terdapat di provinsi tersebut:
1. Rumah Pengasingan Bungkarno
Di salah satu gunung yang bernama Menumbing, terdapat bangunan rumah
yang dulu pernah singgah di dalamnya sang bapak Proklamator. Karena
keberaniannya melawan Belanda dan pengaruhnya terhadap pergerakan
bangsa, penjajah merasa perlu untuk mengasingkan Ir. Soekarno di luar
pulau Jawa. Rumah yang berlokasi di kota Mentok ini masih berdiri dan
juga masih menyimpan beberapa barang-barang miliki Bung Karno.
2. Mercusuar Tanjung Kalian
Mercusuar Tanjung Kalian merupakan salah satu bangunan peninggalan
Belanda yang saat ini bisa kita saksikan bersama kekokohannya. Kota
Mentok yang dibangun oleh Belanda sebagai kota pelabuhan menjadi salah
satu kota sentral dalam mengatur berbagai macam distribusi kebutuhan
saat itu. Karena banyaknya kapal yang akan berlabuh, pada akhirnya
Belanda menganggap perlu dibangunnya sebuah mercusuar sebagai penanda
tempat labuh kapal yang bersiap menepi. Mercusuar Tanjung Kalian
dibangun pada tahun 1862 dan masih kokoh hingga sekarang. Dari puncak
bangunan ini, pengunjung bisa menyaksikan indahnya seantero kota Mentok
dan sekitarnya.
3. Museum Timah
image credit |
Hal yang menjadi keunggulan Bangka Belitung ialah perannya sebagai
daerah penghasil timah terbesar di Indonesia, bahkan termasuk di dunia.
Untuk itu, berbagai teknologi dan peralatan penambangan timah yang ada
di wilayah ini kemudian di museumkan sebagai sebuah rekam jejak
pencapaian kebudayaan dan alur teknologi yang pernah tercatat sebagain
sejarah kota ini. Museum ini terletak di pusat ibu kota provinsi ini,
yaitu Pangkalpinang.
4. Bendungan Pice
Dengan didirikannya perusahaan eksploitasi timah oleh Belanda pada
tanggal 15 November 1860, banyak kapal keruk didatangkan untuk memulai
upaya pemanfaatan lahan penggalian timah. Perusahaan yang didirikan
Belanda yang dinamakan Biliton Maatschappy terus mendatangkan pekrja
dari China hingga banyak dari jumlah pekerja China saat itu mencapai
2724 orang.
Seiring berjalannya waktu, kapal keruk berhasil menggali tanah Belitung
hingga menjorok cukup jauh kedaratan dan terus menggerus sampai kapal
keruk yang disebut Emmer Bagger (EB)—dalam bahasa Belanda—tidak dapat
lagi terapung karena sudah jauh dari sumber air. Karena kebutuhan dan
hasrat yang tinggi, Belanda pun tidak kehabisan cara untuk terus
menggali timah dengan kapal keruk yang sudah tidak dapat bergerak.
Solusi yang berhasil ditemukan oleh Belanda adalah membangun sebuah
bendungan untuk menampung air agar kapal keruknya tetap dapat
beroperasi.
Pada akhirnya, rencana Belanda ini dapat terealisasi pada tahun 1928.
Pengoperasian bendungan ini meliputi buka-tutup pintu air sesuai dengan
kedalaman kapal keruk yang sedang melakukan proses penggalian. Karena
hal tersebut, Belanda berhasil mendapat banyak keuntungan. Dan ha ini
pula menjadi salah satu sejarah pembuka capaian teknologi penambangan
timah di Belitung.
5. Rumah Tuan Kuase (Hoofdadministrateur)
Rumah ini berlokasi dengan jarak 250 M dari Tanjung Pendam yang menjadi
ibu kota Belitung. Rumah ini saat ini menjadi cagar budaya yang
dilindungi undang-undang dan masih terawatt sangat baik. Pada tahun 1883
Bangunan ini pernah dibukukan dalam catatan John Francis Loudon dengan
tajuk ‘De eerste jaren del biliton-onderneming’.
6. Jam Gede
Terletak di Tanjung Pandan, Jam Gede saat ini berada di gedung Bharata
Department Store. Namun yang sangat disayangkan adalah bahwa Jam Gede
ini merupakan replika dari Jam Gede asli yang telah termakan usia. Jam
Gede yang asli merupakan jam yang memiliki pandul dari kuningan berangka
romawi. Jam Gede juga serupa dengan jam-jam besar yang ada di Amsterdam
Belanda. Jam yang menjadi Landmark kota Tanjung Pandan ini walau telah
termakan usia namun replikanya sedikit menyisakan pengetahuan bahwa dulu
pernah ada jam yang begitu bersejarah sehingga dinobatkan sebagai
landmark kota Tanjung Pandan.
7. Masjid al-Ikhlas
Masjid yang dulunya dijadikan tempat basis perjuangan melawan penjajah
ini dibangun pada tahun 1817. Masjid ini berlokasi di di Desa Sijuk,
Belitung. Dengan sejarah perjuangan yang kental mewarnainya, masjid ini
juga ternyata merupakan masjid tertua yang pernah ada di Belitung.
Karena kondisi masjid yang perlu perbaikan, maka pada tahun 2008 masjid
ini mengalami pemugaran kembali. Dilihat dari bentuk fisiknya, masjid
ini berukuran delapan kali delapan meter. Bagian mihrab agak menjorok
dari bangunan utama dan diberi atap dengan bentuk yang sama dengan
bangunan utamanya yakni berbentuk limas tumpuk dua dengan kubah kecil
atasnya. Bagian atas mihrab tertera tanggal perbaikan masjid dengan
huruf Arab Melayu, bertuliskan “diperbaiki 1 Rajab 1370 Hijriyah”.
8. Wisma Samudera
Wisma Samudra yang terletak di Toboali ini merupakan bangunan
bersejarah. Bangunan ini merupakan salah satu tempat pemerintahan pada
zaman kolonial Belanda. setelah belanda hengkang, tepatnya pada tahun
1948, ditemani Mr. Agus Salim, Mr. Leimina dan Mr. Suryadarma, Bung
Karno dihalaman Wisma Samudera membakar semangat perjuangan masyarakat
Toboali dengan retorikanya yang amat terkenal dan mampu mengeskalasi
naluri dan jiwa kebangsaan rakyat. Hal tersebut menjadi sejarah kota
tobali yang menjadi ibukota Kabupaten Bangka Selatan yang terletak
sekitar 125 KM dari ibukota Bangka Belitung Pangkalpinang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar